Postingan

Belanja Online, Plus dan Minusnya

Gambar
Hidup di era digital ini memberikan beberapa kemudahan pada kita, terkait dengan aktifitas harian kita.  Misalnya untuk berbelanja sehari-hari, kita dimudahkan dengan beberapa online shop yang menjual segala macam barang kebutuhan kita.  Mulai dari make up, pakaian, hingga furniture. Berbagai media sosial mereka gunakan, mulai dari website, facebook, instagram, twitter, BBM, whatsapp, dan sebagainya.  Berbagai produk dipajang melalui akun media sosial tersebut, tentunya dipajang dengan menampilkan yang terbaik dari produk tersebut.  Hal ini dilakukan, dengan harapan semua orang yang singgah ke akunnya tersebut, akan tertarik dan selanjutnya memutuskan berbelanja.   Acap kali ketika kita pun berbelanja secara online, dengan beberapa alasan, diantaranya : 1.        Menghindari kemacetan.   Terlebih untuk di kota besar, kita akan terasa sangat malas keluar dari rumah hanya untuk berbelanja sebuah barang.  Online ...

Lagu Indonesia Raya, kapan terakhir Anda menyanyikannya?

Tadi pagi teman saya mengutarakan pendapatnya melalui sebuah grup Whatsapp , “Barusan aku merinding, menyanyikan lagu Indonesia Raya, karena lama banget tidak menyanyikannya.” Tuing, aku pun membatin, iya ya.  Kemudian kulanjutkan dengan mengetikkan pendapatku “Toss, Jeng. Aku pun kalau menyanyikan lagu Indonesia Raya juga merinding. Juga jika menyanyikan lagu Padamu Negeri. Pantesan para atlet itu kalau menyanyikan lagu Indonesia Raya ketika dia menang sebuah pertandingan, pasti mereka nangis ya?” Pelan, kugeletakkan telepon selularku, kemudian diam hidmat dan pelan-pelan kunyanyikan lagu kebangsaan Republik Indonesia, Indonesia Raya. Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku Di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku Indonesia kebanggaanku, bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru, Indonesia bersatu Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku Bangsaku rakyatku, semuanya Bangunlah jiwanya, bangunlah badannnya Untuk Indonesia Raya Reff : Indonesia raya, merd...

Disiplin dan Resolusi

Gambar
Tersentil oleh mba Tinbe dengan programnya ODOP (One Day One Posting), maka aku bertekad bisa mengikutinya.  Hmm, terlihat mudah sih, akan tetapi ini pasti memerlukan kedisiplinan setiap harinya.  Bicara tentang kedisiplinan, sebenarnya aku parah banget untuk hal satu ini, dan parah untuk diajak disiplin.  Jadi malu... Padahal semua kesuksesan pasti memerlukan kedisiplinan, apapun itu. Hahay, jadi ingat sesuatu yang terabaikan karena ketidakdisiplinanku. Apakah itu? Resolusi atau target tahunan. Ups! Hahaha, bicara resolusi tahunan, jadi pengin malu. Betapa tidak, di depan saya duduk ini masih terpampang resolusi 2015 yang lalu.  Dan jangan-jangan saya akan menulis ulang resolusi itu dan hanya mengganti tahunnya menjadi tahun 2016, parah! Betapa tidak, di kertas itu tertera beberapa hal yang menjadi target/resolusi tahun lalu. Diantaranya rajin olahraga, rajin menabung, akan lebih rajin beribadah, tidak terlambat berangkat kerja, rajin bekerja hingga memenuhi S...

Cinta Indonesia dari Lereng Merapi

Merinding rasanya membantu teman-teman #ManggalaAgni, polhut, seluruh staf Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) serta masyarakat sekitar kawasan memadamkan api yang membakar kawasan TNGM.  Berulang kali kawasan hutan di Srumbung, kab Magelang terbakar.  Dan semuanya bahu membahu memadamkannya, tanpa lelah.  Bahkan para staf, polhut TNGM harus meninggalkan keluarganya untuk bergantian berjaga di pos, mengantisipasi kebakaran hutan yang berulang. Nyaris dua bulan rekan-rekan berjaga dan berulangkali memadamkan api yang melalap pepohonan di kawasan TNGM, dan luasannya bahkan mencapai 200 hektar.  Diantaranya bahkan ada area restorasi yang baru kita rintis, untuk menghijaukan kembali Merapi.  Tetapi semuanya dilalap si Jago Merah. Saya selama ini hanya mendengar perjuangan mereka, tanpa pernah bertindak nyata, hanya bisa mendoakan dari jauh agar mereka senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan.  Hingga suatu saat, 25 September 2015, saya bisa bergabung d...

[IIDN Jogja] : Harapan dan Impian

Siapa saya sih, yang kemudian malah didaulat jadi pengurus komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Jogja?  Konon katanya, karena tampang saya seperti tukang tagih, maka tepat jika saya menjadi bendahara IIDN Jogja, merangkap tukang tagih iuran bulanan. Hahaha, sedihnya dianggap sebagai tukang tagih.  :D Akhir tahun 2014, saat itu tepat satu tahun saya bergabung dengan IIDN Jogja, banyak hal-hal baru yang saya pelajari.  Banyak orang baru yang saya kenal juga.  Adaptasi tetap berlangsung, bagaimana lebih mengenal si A, B, hingga Z.  Saya paham, semua orang punya keunikan dan karakteristiknya masing-masing.  Akhir tahun 2014, diadakan pemilihan pengurus IIDN Jogja, kemudian muncullah beberapa nama.  Hingga akhirnya disepakati format kepengurusan adalah sebagai berikut : Irfa Hudaya sebagai Koordinator Wilayah, Indah Novita Dewi dan Novida Eny menjadi Sekretaris 1 dan 2, saya sebagai Bendahara, Vanny Mediana dan Etyastari sebagai Sie Humas, serta As...

Memasak, antara refreshing dan pengabdian

Tergelitik dengan status seorang sahabat di status facebooknya beberapa waktu yang silam. Saat itu dia menulis tentang pentingnya seorang istri melayani suami, dalam hal makanan dan minuman.  Sebisa mungkin, makanan dan minuman yang disajikan adalah hasil karyanya.  Hal ini bukan membuat istri menjadi inferior, akan tetapi menjadi ajang melekatkan diri antara suami istri, juga keluarga kecil mereka.  Sahabatku juga mencontohkan, bahwa prinspinya menjadi cemoohan temannya yang lain, dan dianggap kuno.  Hari gini ka nada asisten, ada warung, kita bisa tinggal suruh, atau bahkan tinggal beli.  Status ini menarik, bahkan untuk sekedar saling berkomentar. Juga ketika seorang teman bercerita, "aku tidak suka memasak, dan terlalu sibuk untuk sekedar memasak.  Semua yang menyajikan adalah asisten di rumah, bahkan hingga minuman yang dia minta."  Jujur saya terkaget mendengarnya, tetapi apa hak saya untuk menilainya.  Hanya saja, saya kemudian berpiki...

Kopdar IIDN : Mungkinkah Mahir Menulis dalam 4 Hari?

Gambar
Mba Agustina Soebachman, alias mba Tinbe, sebagai nara sumber kali ini (copyright : Vanny Mediana) 24 Mei 2015, tak sabar aku menunggu tanggal itu.  Betapa tidak, aku akan bertemu dan belajar dari penulis yang luar biasa, Agustina Soebachman, atau biasa kami panggil mba Tinbe.  Ah iya, kalian mungkin heran, kenapa nama sebagus itu malahan dipanggil Tinbe?  Tinbe adalah nama panggilan kesayangan dari IIDNers padanya.  Aslinya nama panggilannya mba Titin, dan di komunitas ini ada dua Titin, yaitu aku sendiri dan mba Agustina ini.  Mba Agustina ini terkenal dengan bukunya “The Power of Bejo”, maka kami panggil dia dengan nama mba Tinbe, dari asal kata Titin Bejo.  Penulis satu ini luar biasa low profile-nya, padahal bukunya sudah banyak.  Kami, IIDNers, sering menyebutnya dengan penulis satus telu likur (123) buku. Sebagai informasi, komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Jogja setiap bulannya kan mengadakan pertemuan rutin, atau sering disebut Ko...