Belanja Online, Plus dan Minusnya
Hidup di era digital ini memberikan beberapa kemudahan pada
kita, terkait dengan aktifitas harian kita.
Misalnya untuk berbelanja sehari-hari, kita dimudahkan dengan beberapa online shop yang menjual segala macam
barang kebutuhan kita. Mulai dari make up, pakaian, hingga furniture.
Berbagai media sosial mereka gunakan, mulai dari website, facebook, instagram, twitter, BBM,
whatsapp, dan sebagainya. Berbagai produk
dipajang melalui akun media sosial tersebut, tentunya dipajang dengan
menampilkan yang terbaik dari produk tersebut.
Hal ini dilakukan, dengan harapan semua orang yang singgah ke akunnya
tersebut, akan tertarik dan selanjutnya memutuskan berbelanja.
Acap kali ketika kita pun berbelanja secara online, dengan beberapa alasan,
diantaranya :
1.
Menghindari
kemacetan.
Terlebih
untuk di kota besar, kita akan terasa sangat malas keluar dari rumah hanya
untuk berbelanja sebuah barang. Online
shop ini memberikan kemudahan pada kita untuk hal ini. Tiada kemacetan, kita hanya mengklik sebuah
barang yang kita inginkan, melakukan pembayaran, dan tinggal menunggu barang
itu sampai ke kita.
2.
Barang
tersebut hanya dijual secara online.
Saya pernah
mengalami, mencari sebuah baterai telepon seluler, dicari ke service centre resmi di kota saya, eh
tidak menemukan yang tersedia. Saya harus
memesannya terlebih dahulu, sementara saya bisa bisa mendapatkannya empat bulan
kemudian. Waktu yang cukup lama, mengingat
telepon seluler menjadi barang kebutuhan pokok buat saya. Akhirnya, melalui salah satu situs jual beli online, saya bisa membeli baterai
sejenis, original pula.
Di lain
kesempatan, setelah mencari info, saya akhirnya membeli batik khas Madura secara
online, karena batik terssebut sulit saya dapatkan di kota saya.
Nah, alasan-alasan tersebut yang membuat kita kadang kala
kalap ketika berbelanja online. Lalu bagaimana cara kita menyikapinya?
1.
Belilah
barang yang kita butuhkan, bukan kita inginkan.
Kendali utama
adalah di diri kita sendiri, bagaimana kita berbelanja karena kebutuhan bukan
keinginan. Membeli baju ya karena kita
membutuhkannya, karena baju lama sudah kusam, atau kekecilan, bukan karena
modelnya yang bagus.
2.
Selektiflah
mengikuti akun media sosial penjual barang-barang online.
Jika memang
sulit menjaga diri agar tidak kalap berbelanja online, maka saran saya unfollow-lah
akun media sosial yang menjual barang-barang yang bikin kita galau, hingga
akhirnya kalap berbelanja. Alih-alih
cuci mata seperti alasan kita sebelumnya, tapi malah menguras isi kantong kita,
waaah lebih membahayakan! Jadi selanjutnya,
kita akan tetap nyaman berselancar di dunia maya, tanpa harus cemas.
3. Bikin
standar dana maksimal untuk berbelanja kebutuhan secara online selama kurun waktu tertentu.
Jika kedua
cara tersebut masih belum berhasil, cara lainnya, buatlah satu rekening
tersendiri untuk berbelanja kebutuhan bulanan, termasuk di dalamnya berbelanja online.
Batasi isi dari rekening tersebut, sehingga ada rem ketika kita
keasikan berbelanja online.
4.
Selektiflah
membeli barang secara online.
Caranya salah
satunya adalah rajin berselancar di akun penjual barang online, cari harga termurah, dengan tetap mempertimbangkan
kualitasnya. Cara lain gunakan promo
yang mereka tawarkan pada saat-saat tertentu.
Atau berbelanjalah secara rombongan, dengan teman atau saudara, sehingga
meringankan ongkos pengiriman.
Tidak kalah
pentingnya adalah memperhatikan kredibilitas dari penjual online tersebut serta kualitas barang-barang yang mereka
tawarkan. Hal ini bisa dilihat dari testimoni
yang disampaikan.
So, bijaklah
berbelanja online, agar kita
mendapatkan manfaat secara nyata dari belanja online.
Sleman, 14 Maret 2016
klo aku belanaj online biasane di kenalan...pernah juga di tempat yg blum kukenal; gak mikir lebih mahal ataukah murah, tp yg kupikirin...tetangga ga tau klo aku barusan beli barang...kan aku gak datang dr bepergian dg nenteng barang...barang kan dateng via paket...taunya aku dapet kiriman, bukan blanja hehehe
BalasHapusSiiiip, benar juga yaaa,..
HapusItu juga alasanku kalau belanja online mba, biar gak ketahuan suamiku sih, kalau istrinya habis belanja, hehe,. :D
Tapi kelemahannya, tahu2 saldo di rekening menyusut cepat, gegara dipakai untuk transaksi online, bahaya lagi kalau terdaftar internet online atawa sms banking. :D
*maaf baru respons, mba Tinbe