Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Cinta Indonesia dari Lereng Merapi

Merinding rasanya membantu teman-teman #ManggalaAgni, polhut, seluruh staf Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) serta masyarakat sekitar kawasan memadamkan api yang membakar kawasan TNGM.  Berulang kali kawasan hutan di Srumbung, kab Magelang terbakar.  Dan semuanya bahu membahu memadamkannya, tanpa lelah.  Bahkan para staf, polhut TNGM harus meninggalkan keluarganya untuk bergantian berjaga di pos, mengantisipasi kebakaran hutan yang berulang. Nyaris dua bulan rekan-rekan berjaga dan berulangkali memadamkan api yang melalap pepohonan di kawasan TNGM, dan luasannya bahkan mencapai 200 hektar.  Diantaranya bahkan ada area restorasi yang baru kita rintis, untuk menghijaukan kembali Merapi.  Tetapi semuanya dilalap si Jago Merah. Saya selama ini hanya mendengar perjuangan mereka, tanpa pernah bertindak nyata, hanya bisa mendoakan dari jauh agar mereka senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan.  Hingga suatu saat, 25 September 2015, saya bisa bergabung dengan mereka di Dapur Umum. 

[IIDN Jogja] : Harapan dan Impian

Siapa saya sih, yang kemudian malah didaulat jadi pengurus komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Jogja?  Konon katanya, karena tampang saya seperti tukang tagih, maka tepat jika saya menjadi bendahara IIDN Jogja, merangkap tukang tagih iuran bulanan. Hahaha, sedihnya dianggap sebagai tukang tagih.  :D Akhir tahun 2014, saat itu tepat satu tahun saya bergabung dengan IIDN Jogja, banyak hal-hal baru yang saya pelajari.  Banyak orang baru yang saya kenal juga.  Adaptasi tetap berlangsung, bagaimana lebih mengenal si A, B, hingga Z.  Saya paham, semua orang punya keunikan dan karakteristiknya masing-masing.  Akhir tahun 2014, diadakan pemilihan pengurus IIDN Jogja, kemudian muncullah beberapa nama.  Hingga akhirnya disepakati format kepengurusan adalah sebagai berikut : Irfa Hudaya sebagai Koordinator Wilayah, Indah Novita Dewi dan Novida Eny menjadi Sekretaris 1 dan 2, saya sebagai Bendahara, Vanny Mediana dan Etyastari sebagai Sie Humas, serta Astuti sebagai Penasehat. Kata t

Memasak, antara refreshing dan pengabdian

Tergelitik dengan status seorang sahabat di status facebooknya beberapa waktu yang silam. Saat itu dia menulis tentang pentingnya seorang istri melayani suami, dalam hal makanan dan minuman.  Sebisa mungkin, makanan dan minuman yang disajikan adalah hasil karyanya.  Hal ini bukan membuat istri menjadi inferior, akan tetapi menjadi ajang melekatkan diri antara suami istri, juga keluarga kecil mereka.  Sahabatku juga mencontohkan, bahwa prinspinya menjadi cemoohan temannya yang lain, dan dianggap kuno.  Hari gini ka nada asisten, ada warung, kita bisa tinggal suruh, atau bahkan tinggal beli.  Status ini menarik, bahkan untuk sekedar saling berkomentar. Juga ketika seorang teman bercerita, "aku tidak suka memasak, dan terlalu sibuk untuk sekedar memasak.  Semua yang menyajikan adalah asisten di rumah, bahkan hingga minuman yang dia minta."  Jujur saya terkaget mendengarnya, tetapi apa hak saya untuk menilainya.  Hanya saja, saya kemudian berpikir, dan bertekad, saya akan be

Kopdar IIDN : Mungkinkah Mahir Menulis dalam 4 Hari?

Gambar
Mba Agustina Soebachman, alias mba Tinbe, sebagai nara sumber kali ini (copyright : Vanny Mediana) 24 Mei 2015, tak sabar aku menunggu tanggal itu.  Betapa tidak, aku akan bertemu dan belajar dari penulis yang luar biasa, Agustina Soebachman, atau biasa kami panggil mba Tinbe.  Ah iya, kalian mungkin heran, kenapa nama sebagus itu malahan dipanggil Tinbe?  Tinbe adalah nama panggilan kesayangan dari IIDNers padanya.  Aslinya nama panggilannya mba Titin, dan di komunitas ini ada dua Titin, yaitu aku sendiri dan mba Agustina ini.  Mba Agustina ini terkenal dengan bukunya “The Power of Bejo”, maka kami panggil dia dengan nama mba Tinbe, dari asal kata Titin Bejo.  Penulis satu ini luar biasa low profile-nya, padahal bukunya sudah banyak.  Kami, IIDNers, sering menyebutnya dengan penulis satus telu likur (123) buku. Sebagai informasi, komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Jogja setiap bulannya kan mengadakan pertemuan rutin, atau sering disebut Kopdar (kopi darat).  Ajang kopdar i

Resolusi, oh Resolusi,.. :)

Di depan meja kerja terpampang selembar kertas yang berisikan target tahun 2015 ini.  Target yang lebih populer dengan nama "Resolusi".  Ternyata panjang daftarnya :D.  Dan aku melirik ke kalender di meja kerja, wah sudah tanggal 13 Mei 2015. Oh My God, segitu banyaknya resolusi, baru sedikit sekali yang terrealisasi. Jangan-jangan besok Desember 2015 aku akan kembali menuliskan resolusi yang sama, dan berulang lagi dari tahun ke tahun.  Memalukan!  Bisa-bisa aku dinobatkan sebagai Ratu Resolusi, sekaligus Ratu Nihil Pencapaian. :D Ah iya, bulan lalu suamiku bahkan sudah nyeletuk, "Itu yang terpampang di tembok dekat meja itu apa?" sambil tersenyum penuh arti.  Hahaha, aku pun hanya bisa nyengir kuda.  Pertanyaan dia simpel, tapi artinya dalem banget. So, mumpung besok baru tanggal 14 Mei 2015, yuuks realisasikan semua targetmu ya Tin!  Masih ada 7,5 bulan lagi.