Menjelang Our 4th Anniversary


4 tahun yang lalu, tepat pada tanggal 26 Desember 2004, di Ajibarang, kab Banyumas, pada pukul 09.00 aku dan suamiku, Burhanuddin Subekti, telah mengucapkan janji dengan nama Allah swt untuk menjadi suami istri sehidup semati, dalam suka maupun duka, dan senantiasa berada di jalan yang diridhoi-Nya,….

Empat tahun bukanlah waktu yang sebentar, teramat banyak suka, duka, canda, emosi, terkadang juga tangis, yang terjadi sepanjang empat tahun kebersamaan kita. sebetulnya bagi suamiku yang ada hanyalah suka, suka, dan suka, namun kebahagiaan itu terkadang rusak dengan adanya tangisanku, isak manjaku, maupun rengekan childish’ku,….

Betapa tidak, suamiku adalah orang yang teramat sangat sabar,…..(thanks honey,...) Kangmasku dengan sabarnya meng-cover segala keinginanku, meng-handle segala kesulitanku, memelukku di kala aku gundah, menghapus air mataku di kala aku menangis,....

Aku aja yang kadang nggak tahu berterima kasih, kadang kala aku masih menuntut ini itu di tengah penatnya,... (jadi malu, kadang malam-malam aku minta diantarin beli martabak, padahal dia baru pulang larut malam, hehe,...). Saking sabarnya, dia pasti mengalah untukku, berusaha mengabulkan segala keinginanku, dan memaklumi sikap kekanak-kanakanku,....
Cintaku, makasih untuk semuanya yaah,....

Aku kadang merasa nggak setara dengannya, karena dengan segudang kebaikannya, aku merasa teramat kecil di matanya, aku merasa nggak setara, aku yang kekanak-kanakan kaya’ gini mendapatkan suami yang begitu sholeh, yang begitu baik, begitu sabar, dan begitu mencintaiku,.....

Dan malunya aku, aku kadang sering melarangnya pergi ketika kangmasku ingin main ke rumah kawan-kawannya atau sekedar bermain sepak bola, sementara dia dengan rela dan tanpa panjang kata akan mengijinkanku jika ingin han-out dengan sahabatku atau sekedar memanjakan diri ke salon, apa nggak kebangetan aku ini????

Tahun keempat kebersamaan kami ini, aku mendapatkan banyak pelajaran dari sekelilingku,....
Bulan Juli, baru kali aku merasakan ketakutan yang teramat sangat nyata, aku sangat takut kehilangan dia, karena pada bulan ini suamiku menjalani operasi hernia (sebenarnya ini operasi yang kecil, tapi bagaimanapun aku cukup cemas. Saat itu aku sempat berpikir macam-macam, tapi syukurnya semuanya telah berlalu, dan suamiku telah pulih kembali). Mungkin baru sekaranglah aku bisa memberikan sesuatu pada suamiku, karena selama kangmasku menjalani perawatan, otomatis akulah yang merawatnya (aku berusaha sekuat tenaga untuk ikhlas dan tidak mengeluh), akulah yang menyuapinya, membantunya ke kamar mandi, menjadi topangan bagi suamiku, menguruskan semua keperluan kangmasku, hmmm aku senang banget punya kesempatan seperti ini,... aku senang banget punya kesempatan untuk berbakti pada suamiku tercinta,....

Bulan Nopember (menjelang kepindahanku ke Yogya) aku diingatkan kembali oleh-Nya betapa beruntungnya aku mempunyai suami sebaik dia dan sehat wal afiat. Karena suami sahabatku meninggal dunia karena sakit jantung, padahal dia masih muda (baru berumur kira-kira 35tahun, seumur suamiku) dan mereka mempunyai seorang anak balita yang membutuhkan kasih sayang secara lengkap dari kedua orang tuanya. Padahal dua minggu sebelum suaminya meninggal, dia sempat bercurhat tentang kekurangan suaminya, dia bercurhat ini itu, lalu dua minggu kemudian suaminya diambil oleh-Nya. Singkat cerita, sahabatku ini berpesan padaku untuk menyayangi dan terima pasanganmu apa adanya, karena kamu akan menyesal ketika pasanganmu tiada.
Akhirnya aku bertekad akan menyayangi suamiku dan menerima dia apa adanya, menerima dia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Karena nggak terbayang bagaimana jika aku berpisah dari soul mate-ku tercinta,... ya Tuhan, jangan sampai hal ini terjadi,...

Dua hari yang lalu, goncangan menerpaku dengan kuat, menerpa pondasi cinta kita, mempertanyakan ketulusan cintaku, dan sempat mengharu birukan perasaanku seharian,.....
Pagi itu, kesekian kalinya aku menangis karena ternyata ikhtiar kita untuk segera mendapatkan momongan belum dikabulkannya,... namun banyak hal yang mengingatkanku bahwa ternyata aku selama ini kufur nikmat, aku kurang mensyukuri keberadaan suamiku, aku malah menuntut hal lain yang belum menjadi hakku.
Mungkin inilah yang terbaik menurut Tuhan untuk kami berdua, dan yakinlah segalanya akan lebih indah jika tepat pada waktunya.....
Di ujung hari, aku menata kembali hati dan perasaanku, meluruskan kembali niatku dan bertekad akan tetap mendampingi suamiku hingga ajal menjelang, hingga uban memenuhi kepala, karena aku kembali disadarkan bahwa ternyata segalanya bisa dicari, materi bisa diusahakan, kebahagiaan bisa dicari, kesuksesan bisa diupayakan, namun suami sebaik dia, kemana lagi ’kan dicari,...????

Lalu dua hari yang akan datang, 26 Desember 2008, apa yang akan kubingkiskan kepada suamiku tercinta? Tak ada yang lebih indah selain senyum terindah yang kuberikan, pelukan hangat dan kecupan mesra padanya, seraya mengucapkan I love you, kangmasku,... thanks for your love, your attention, your hugs, your kisses,...

Yaah mungkin anniversary kali ini kami tidak merayakannya tepat waktu, karena suamiku hingga saat ini masih berada di Padang, yaah mungkin kami akan merayakannya di waktu yang lain,...

Happy 4th wedding anniversary honey,...
Tersadar dalam sepiku setelah jauh melangkah,...
Cahaya kasihmu menuntunku kembali dalam dekap tanganmu,...
Terima kasih cinta untuk segalanya,...
Kauberikan lagi kesempatan itu,..
Takkan terulang lagi semua kesalahanku yang pernah menyakitimu,...

(written on dec 23,2008)

Komentar

  1. aku udah banyak mendengar great love story.... but ini adalah the real greatest love story.....
    makin menyentuh,karena kepiawaiaanmu dalam merangkai kata demi kata dan kalimat demi kalimat...sehingga yang membaca terhanyut dalam romantisme ungkapan cinta mu pada sang suami....
    ngomong2 ada yang "iri" gak ya?

    BalasHapus
  2. Jadi inget masa lalu.... sama si Noer.

    BalasHapus
  3. zon >>> soryyyy banget kalo baru reply, aku hanya menuliskan isi hatiku aja bro,...

    dova >>> ehm deh,...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria-pria yang ganjen dan gatal

Disiplin dan Resolusi

Lagu Indonesia Raya, kapan terakhir Anda menyanyikannya?