Postingan

Memasak, antara refreshing dan pengabdian

Tergelitik dengan status seorang sahabat di status facebooknya beberapa waktu yang silam. Saat itu dia menulis tentang pentingnya seorang istri melayani suami, dalam hal makanan dan minuman.  Sebisa mungkin, makanan dan minuman yang disajikan adalah hasil karyanya.  Hal ini bukan membuat istri menjadi inferior, akan tetapi menjadi ajang melekatkan diri antara suami istri, juga keluarga kecil mereka.  Sahabatku juga mencontohkan, bahwa prinspinya menjadi cemoohan temannya yang lain, dan dianggap kuno.  Hari gini ka nada asisten, ada warung, kita bisa tinggal suruh, atau bahkan tinggal beli.  Status ini menarik, bahkan untuk sekedar saling berkomentar. Juga ketika seorang teman bercerita, "aku tidak suka memasak, dan terlalu sibuk untuk sekedar memasak.  Semua yang menyajikan adalah asisten di rumah, bahkan hingga minuman yang dia minta."  Jujur saya terkaget mendengarnya, tetapi apa hak saya untuk menilainya.  Hanya saja, saya kemudian berpiki...

Kopdar IIDN : Mungkinkah Mahir Menulis dalam 4 Hari?

Gambar
Mba Agustina Soebachman, alias mba Tinbe, sebagai nara sumber kali ini (copyright : Vanny Mediana) 24 Mei 2015, tak sabar aku menunggu tanggal itu.  Betapa tidak, aku akan bertemu dan belajar dari penulis yang luar biasa, Agustina Soebachman, atau biasa kami panggil mba Tinbe.  Ah iya, kalian mungkin heran, kenapa nama sebagus itu malahan dipanggil Tinbe?  Tinbe adalah nama panggilan kesayangan dari IIDNers padanya.  Aslinya nama panggilannya mba Titin, dan di komunitas ini ada dua Titin, yaitu aku sendiri dan mba Agustina ini.  Mba Agustina ini terkenal dengan bukunya “The Power of Bejo”, maka kami panggil dia dengan nama mba Tinbe, dari asal kata Titin Bejo.  Penulis satu ini luar biasa low profile-nya, padahal bukunya sudah banyak.  Kami, IIDNers, sering menyebutnya dengan penulis satus telu likur (123) buku. Sebagai informasi, komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Jogja setiap bulannya kan mengadakan pertemuan rutin, atau sering disebut Ko...

Resolusi, oh Resolusi,.. :)

Di depan meja kerja terpampang selembar kertas yang berisikan target tahun 2015 ini.  Target yang lebih populer dengan nama "Resolusi".  Ternyata panjang daftarnya :D.  Dan aku melirik ke kalender di meja kerja, wah sudah tanggal 13 Mei 2015. Oh My God, segitu banyaknya resolusi, baru sedikit sekali yang terrealisasi. Jangan-jangan besok Desember 2015 aku akan kembali menuliskan resolusi yang sama, dan berulang lagi dari tahun ke tahun.  Memalukan!  Bisa-bisa aku dinobatkan sebagai Ratu Resolusi, sekaligus Ratu Nihil Pencapaian. :D Ah iya, bulan lalu suamiku bahkan sudah nyeletuk, "Itu yang terpampang di tembok dekat meja itu apa?" sambil tersenyum penuh arti.  Hahaha, aku pun hanya bisa nyengir kuda.  Pertanyaan dia simpel, tapi artinya dalem banget. So, mumpung besok baru tanggal 14 Mei 2015, yuuks realisasikan semua targetmu ya Tin!  Masih ada 7,5 bulan lagi.

Benny Rhamdani berbagi Tips dan Trik Menulis Cerita Anak

Workshop #BeraniNulisBuku Cerita Anak ini dilaksanakan pada tanggal 27-28 Desember 2014 yang lalu, di Yogyakarta.  Pada kesempatan kali ini, narasumbernya Benny Rhamnadi, Editor in Chief Mizan Publishing. Pada postingan kali ini, saya jabarkan poin-poin penting untuk menulis cerita anak. Banyak   hal yang telah dikemukakan kang Bhain (panggilan akrab kang Benny Rhamdani, red.).   Sebagai pembuka, kang Bhain mengatakan bahwa ide harus diwujudkan.   Proses kreatif untuk mendapatkan ide cerita dapat diperoleh dari banyak hal. Kumpulkan Pilih Tulis ü Lingkungan ü Media ü Person ü Diri sendiri/ Interpersonal ü Unik ü Bernilai ü Inspiratif ü Outline ü Tulis ü Self editing J   Bisa jadi ide banyak, tetapi tidak semuanya ditulis.  Pilih ide yang unik saja.  Apa definisi unik? Unik artinya ide tersebut belum pernah tertera di karya orang lain. J   Bernilai, harus kita...

Dee Talkshow, Travel the Words, Create the Memories, 15 Nov 2014

Gambar
Ketika tahu bahwa Dewi Lestari, akan datang ke Yogyakarta, aku sangat antusias.   Bahkan jauh-jauh hari telah kupesan tiket pada panitia Scholatika Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.   Lima puluh ribu, harga yang sangat layak untuk mendapatkan kesempatan emas bertemu penulis pujaan hati.   Bahkan cenderung murah menurutku.   Bagaimana tidak, di kesempatan itu aku akan bertatap langsung dengan Dewi “Dee” Lestari, mendengarkan segala ceritanya, hingga booksigning.   Daaan, aku berharap ada kesempatan untuk berfoto dengannya. Ki - ka : Dewi, Tinbe, Ety, n me Ruang aula besar dihiasi para panitia berseragam merah, serta hingar bingar para peserta  Dee Talkshow, Travel the Words, Create the Memories, 15 Nov 2014.   Betapa hidup nuansa dinamis di ruangan ini, nuansa para pecinta berat “Dee” Dan hadirlah si wanita multi talenta dengan blus merah darahnya dan celana panjang casual hitamnya. “Cantiiik, elegan, p...